skip to main | skip to sidebar

Jejak Sanubari

"Berjalan Membawa Rindu, Mencari Cinta"

Pages

  • Beranda
 
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
  • Home
  • Sholawat
  • Perikanan
    • Jurnal
    • Artikel
    • Lain-Lain
  • Penyejuk Hati
    • Tausiah
    • Sejarah
    • Ngaji

Minggu, 05 Januari 2014

Pendahuluan Planktonologi

PLANKTON

Plankton adalah mikroorganisme yang cukup penting keberadaannya untuk ekosistem perairan, yaitu untuk penghasil oksigen dan pakan alami ikan. Melimpahnya plankton diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan (Pratiwi,2010).
Plankton merupakan organisme melayang dalam air laut atau tawar yang pergerakannya pasif tergantung pada angin dan arus (Endang, 2005). Kata Plankton digunbakan pertama kali oleh Hensen 1987, menggungkapkan bahwa plankton adalah jasad  renik (mikroplankton). Plankton terdiri dari zooplankton dan nanoplankton (singgih,2010).
Selain penting bagi kehidupan ikan  plankton juga penting bagi segala macam hewan yang hidup di dalam perairan, baik air tawar, payau dan laut. Tanpa adanya plankton terutama fitoplankton sebagai primary produsen, tidak akan ada kehidupan diperairan dasar sampai permukaan. Penambahan produksi ikan harus didahului dengan penambahan plankton, kecuali  dalam hal “Running Water Fisheries” (Salmin, 2012).
Kesuburan perairan antara lain dapat dilihat dari keberadaan planktonnya, karena keberadaan plankton menggambarkan tingkat  produksinya (Segala, 2009). Plankton diperairan dipengaruhi oleh interaksi kimia, fisika, biologi perikanan. Kondisi fisika, kimia, biologi suatu perairan dipengaruhi oleh dinamika lingkungan di dalam maupun di luar perairan (Hotimah, 2007).

Jenis dan Klasifikasi Plankton          
Pengertian Plankton
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera,laut,dan air tawar secara luas. Plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia,karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan aquatik. Plankton merupakan pakan alami dari semua ekosistem perairan (Notji, 2008).
Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung,mengambang atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton berbeda dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas tidak tergantung kepada arus air contohnya : ikan,cumi-cumi,paus,dan lain-lain. Benthos adalah biota yang hidupnya melekat pada batu,merayap,atau membuat liang di dasar laut (Singgih, 2010).

Pengelompokan Plankton
a.    Berdasarkan Ukuran
Nyibakken (1992), membagi plankton berdasarkan ukuran dalam lima golongan yaitu : Megaplankton adalah organisme planktonik yang ukurannya lebih dari 20 mm, Mikroplankton adalah organisme planktonik yang mempunya ukuran 0,2 – 2 mm, Makroplankton ukurannya 20 μm-0,2 mm,  sedangkan kedua golongan lainnya adalah Nannoplankton yang ukurannya 2 μm - 20 μm dan Ultra nanoplankton organisme mempunyai ukuran kurang dari 2 μm.
Menuru Dussart (2006), penggolongan plankton berdasarkan ukuran yaitu sebagai berikut
Kelompok
Ukuran
Organisme Pertama
Ultra nanoplankton
< 2 μm
Bakteri
Nannoplankton
2 – 20 μm
Jamur,Flagellata kecil
Mikrplankton
0,2 – 2 mm
Chepalopoda,cuphasidae,surgelidue,&myropuydae
Makroplankton
20 – 200 μm
Sebagian besar fitoplankton foraminifera,caliata,rotifera dan nauplir copopoda
Megaplankton
>20mm
Syphozoa dan thaliacea

b.    Berdasarkan Asal
Menurut Herawati (1989), plankton berdasarkan asalnya yaitu :
·         Autogenic yaitu plankton yang berasal dari habitat tersebut
·         Allogenic yaitu plankton yang berasal dari luar habitat tersebut
Berdasarkan pada asal usul  plankton, Sova (2006), menyatakan bahwa plankton dibedakan  menjadi 2 yaitu :
·         Autoplankton yaitu plankton yang berasal dari perairan itu sendiri
·         Alloplankton yaitu plankton yang habitat nya berasal dari luar

c.    Berdasarkan Siklus Hidup
Menurut Nontji (2008), penggolongan plankton berdasarkan siklus hidupnya yaitu :
·      Holoplankton adalah plankton yang seluruh stadia hidupnya menjadi plankton
·      Meroplankton adalah plankton yang mempunyai karakteristik hanya sementara saja dari siklus hidupnya yang bersifat sebagai plankton
·      Tihoplankton adalah bukan plankton yang sejati, karena merupakan benthos tapi karena terbawa gerakan air dan melayang maka dikatakan plankton
Berdasarkan siklus hidup, plankton dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yakni Haloplankton merupakan kelompok plankton tetap daur hidupnya, sedangkan Meroplankton merupakan plankton yang sebagian hidupnya dilalui sebagai plankton. Misalnya ada stadia telur dan larva bergbagai jenis ikan,cumi dan kerang-kerangan (Trimaningsih, 2005).

d.    Berdasarkan Habitat
Menurut Trimaningsih (2005), berdasarkan habitatnya plankton dibedakan menjadi :
·             Plankton Bahari adalah plankton yang hidup di laut ( Haliplankton )
·             Plankton Oreanik adalah plankton yang hidup di luar paparan benua
·             Plankton Netrik adalah plankton yang hidup di atas paparan benua
·             Plankton air payau adalah plankton yang hidupnya di perairan yang salinitasnya rendah (0,5-30 ppm)
·             Limnoplankton     adalah Semua jenis plankton yang hidupnya di perairan yang salinitasnya rendah ( < 5% ).
Menurut Hapsari (2010), berdasarkan habitatnya plankton dibedakan menjadi 2 yaitu Haliplankton yaitu lankton hidupnya di air laut dan Limnoplankton adalah plankton yang hidup di air tawar.

e.    Berdasarkan Jenis Makanan
Pengelompokan plankton umumnya didasarkan pada cara makan yaitu bakteri plankton (saproplankton), fitoplankton, zooplankton (Wardana, 2005).
Menurut Nontji (2008), plankton berdasarkan pada jenis makanannya ada fitoplankton yaitu tumbuhan mikro yang berfotosintesis dan menghasilkan bahan organik dari proses sintesis bahan an-organik. Zooplankton yaitu hewan mikro yang memakan fitoplankton dan saproplankton yaitu pemakan detritus.

     Ciri dan Klasifikasi Fitoplankton
a.    Phylum Chlorophyta
Menurut Herawati (1989), ciri – ciri chlorophyta antara lain:
1.    Bewarna hijau, karena proporsi pigmen pada chlorophyta jauh lebih banyak.
2.    Dinding sel dalam terdiri dari 2 lapisan utama.
3.    Sering menyebabkan blooming perairan.
4.    Hidup melayang pada atau dekat perairan.
5.    Hidup secara berkoloni
6.    Jika mati menghasilkan bau busuk.
Chlorophyta mempunyai pigmen klorofil a, b, karoten, dan xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis, memiliki cadangan makanan amilum, 90% hidup di perairan tawar dan 10% hidup di perairan laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau benthos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya (Indah, 2009).

b.    Phylum Cyanophyta
Blue green alga biasa di temukan pada perairan dangkal, pantai – pantai tropis, tetapi dalam densitas rendah. Terkadang terjadi blooming alga pada daerah payau dan habitat pantai. Kandungan klorofil a (phycobilin dan carutenoid) yang menentukan variasi warna pada beberapa spesies. Pigmen phycocyanin menyebabkan warna biru – hijau pada beberapa jenis ini (Sanarto, 2008).
Ciri dan sifat ganggang hijau biru menurut Indah (2009):
·         Tumbuhan bersel satu, berbentuk benang (filamen) dan hidup berkoloni.
·         Memiliki klorofil, karoten serta pigmen fikobilin yang terdiri fikosiannin dan fikoeribin.
·         Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang – kadang berlendir.
·         Inti sel tidak memiliki membran (prokarion).
·         Perkembang biakan vegetatif  (membelah).

c.    Phylum Chrysophyta
Chrysophyta atau ganggang keemasan memiliki pigmen dominan hasoter berupa klorofil yang bewarna emas. Pigmen lainnya adalah uniselular, ada yang berkoloni dan ada yang multiseluler (Herawan, 1989).
Ganggang keemasan bersel tunggal ataupun banyak, memiliki pigmen dominan katotin (pigmen klorofil a, c, katoten, xantofil dan fikosantin). Hidup secara autrotof, reproduksi aseksual (membentuk auksospora dan membelah), seksual (oogami) (Indah, 2009).



d.    Phylum Rhodophyta
Menurut Herawati (1989), ciri – ciri dari rhodophyta antara lain adalah sebagai berikut:
·         Hidup di laut
·         Mengandung pigmen pikolisilin
·         Tubuh bersel banyak
·         Bentuk tubuh seperti rumput laut
Ganggang merah atau rodhophyta adalah salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada ganggang ini disebabkan oleh adalanya pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibanding dengan pigmen klorofil, katoten dan antofil. Gangang ini umumnya bersel banyak (multiseluler) dan makrokopis, tidak berflagel, memiliki kemampuan menimbun kalsium karbonat di dalam dinding sel. Panjang ddari rhodophyta 10cm – 1m dan berbentuk benang atau lembaran (Indah, 2009).

e.    Phylum Dinoflagellata
Dinoflagelata merupakan uniseluler, biflagellata, dan merupakan organisme autrotof, mensuplai produktivitas yang tersebar pada beberapa wilayah perairan. Individu sel dinoflagellata memiliki kisaran ukuran 5 -200 mikrometer, tetapi beberapa spesies terkadang tumbuh dalam rantai lebih besar atau pseudocoloni (Sunarto, 2010).
Dinoflagellata merupakan organisme bersel tunggal yang pseudominan, eukariotik, termasuk organisme kelompok berflaget baik yang berfotosintesis dan nonfotosintesisi. Pada kondisi lingkungan sesuai proses reproduksi dapat berangsung secara singkat. Pembelahan ganda yang terkandung dari jenisnya berangsung dengan kisaran 1 -15 hari (Sediadi, 1999).



Ciri dan Klasifikasi Zooplankton



a.    Phylum Rotifera


Rotifera termasuk metazoa yang paling kecil, berukuran antara 40 – 2500 mikrometer dan rata – rata berukuran 200 mikrometer. Umumnya hidup bebas, soliter, koloni / sessile. Beberapa jenis merupakan endoparasit pada insang crustacea, telur siput, cacing tanah dan dalam ganggan vaucheria dan volvox. Biasanya transparan, beberapa cerah seperti merah atau coklat yang di sebabkan dari warna saluran pencernaan (Timothy, 2009).

Jumlah anggota filum ini tidak banyak, merupaka hewan berukuran kecil (mikropis). Rotifera adalah hewan bersel banyak. Hewan ini suka menempel di dalam di dalam objek di perairan dengan menggunakan jari kaki. Makanannya berupa mikroorganisme yang ada dalam air, disekitar mulut terdapat sillia yang tersusun secara melingkar ( Sava, 2008).

b.    Phylum Arthropoda
Dalam bahasa latin arthrophoda merupakan ruas, buku, segmen dan podos artinya kaki, merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku atau bersegmen. Segmen itu juga terdapat di dalam tubuhnya, merupakan hewan bertubuh simetris bilateral dan tergolong tripoblastik selomata (Zaif, 2009).
Menurut Hadi (2012), ciri – ciri dari arthroppoda adalah
1.    Tubuh beruas, yang terbagi menjadi 2 kelompok atau 3 daerah yang nyata.
2.    Terdapat pasangan juluran beruas.
3.    Tubuh simetris bilateral.
4.    Bagian luar tubuh terdiri dari eksoskelet (kerangka luar) mengandung kitin, dan bila berkembang dpat mengelupas.
5.    Tidak bersilia atau neffidia.
c.    Phylum Copepoda
Copedopa termasuk kelompok udang udangan ditandai dengan ukurannya yang kecil, memiliki tubuh yang terdiri atas kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen), kepala dan dada menyatu di bagian depan (formamin), dan memiliki mata yang berada di bagian tengah (Imanto, 2010).
Hewan yang satu ini memiliki tanda segmen dadayang menyatu dengan kepala, segmen dada ke enam menyatu dengan segmen pertama arasome yang memiliki 5 segmen, antennae pertama pendek dengan beberapa sambungan dan memiliki sepasang kantung telur (Newell, 1986).
  
Parameter Kualitas Air dan Faktor yang Mempenngaruhi Kehidupan Plankton
1      Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses biologis dan kimiawi. Reaksi kimia dan biologi meningkat dua kali setiap kenaikan suhu 10°C, artinnya jasad di perairan akan menggunakan oksigen terlarut dua kali lebih banyak ketika bersuhu tinggi (Ekawati, 2005).
Menurut Effendi (2003), bahwa kisaran temperatur yang optimal diperairan 20°C - 30°C. Pertumbuhan yang optimal filum chlorophyta terjadi pada kisaran temperatur 30°C - 35°C dan untuk diatom pada temperatur 20°C - 30°C.
2      pH
Derajat keasaman merupakan suhu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen . Kondisi tersebut akan menunjukkan suasana air itu sendiri bereaksi asam atau basa. Nilai pH berkisaran 0 -14, 7 adalah normal, <7 adalah kondisi asam, dan >7 adalah kondisi basa (Boyd, 1991).
Sebagian besar organisme di perairan akan peka terhadap perubahan pH dan menyukai pH 7-7,5, pada kisaran 6 – 6,5 akan menurunkan keanekaragaman plankton dan hewan mekrobenthos (Effendi, 2003).
3      Kecerahan
Kecerahan adalah kemampuan cahaya untuk menembus sampai kedasar pengairan dipengaruhi oleh benda-benda halus .Nilai kecerahan dinyatakan dengan meter. Pengukuran kecerahan sebaiknya di lakukan pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003).
Interaksi antara kekeruhan dengan kedalaman akan mempengaruhi penetrasi cahaya matahari ehingga dapat mempengaruhi nilai kecerahan. Nilai kecerahan dipengaruhi juga oleh bahan – bahan melayang dalam perairan baik organik maupun anorganik (pasir atau lumpur) (Zahidin, 2008).
4      DO
Berkurangnya oksigen terlarut menyebabkan masalah yang cukup serius pada kehidupan makrobenthos. Demikian pula yang akan dikaitkan dengan tingginya bahan organik yang masuk dalam perairan. Besarnya DO sanngat dipengaruhi oleh laju fotosintesis, respirasi, temperatur, salinitas dan dekomposisi bahan organik (Odum, 1971).
Menurut Reish (2008), bahwa Nereis grubei merupaka bioindikator perairan tidak tercemar yaitu pada kisaran DO 2,95 mg/l. Sedangkan Neanthes arenaecodentata dan Dorvillea articulata yaitu pada kisaran 0,65 – 0,9 mg/l. Capitella capitata merupak bioindikator perairan sangat tercemar.
5      CO2
Menurut Arfianti (2010), karbondioksida merupakan gas yang sangan diperlukan dalam proses fotosintesis. Sumber CO2 dalam perairan adalah difusi udara, proses dekomposisi, air hujan, air bawah tanah. Sifat – sifat CO2 adalah thermodinamika scalar dan tidak mudah teroksidasi, mudah terdifusi dari atmosfer, kelarutannya dalam air cukup tinggi.
Karbondioksida merupakan hasil dari metabolisme bakteri pengurai dari proses pernafasan tumbuhan dan hewan yang berada di dalam air yang mengandung asam alam atau pencemaran berkarbohidrat. Analisis yang akurat untuk gas terlarut sulit ( Sulfron, 2007).
6      Nitrat
Nitrat merupakan hasil dari oksidasi biologis yaitu nitrogen organik, limbah industri dan domestik yang menjadi nitrat dan menjadi polusi permukaan air. Nitrat merupakan elemen esensial dan merupakan nutrien dalam proses eutrofikasi. Pada perairan alami, mineral komponen utama pada pengendapan (Timothy, 2005).
Menurut Ekawati (2005), penelitian tentang kebutuhan fenomena alami nutrient akan mempengaruhi pertumbuhan plankton secara nyata. Pengukuran selanjutnya menunjukkan jumlah yang besar di perairan.
7      Phospat
Senyawa posphat adalah mata rantai makanan yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan hidup organisme laut. Di daerah estuari, kandungan fosfat relatif lebih tinggi karena ada sumbangan daratan sekitarnya. Adanya buangan limbah kota akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem perairan (Salmin, 2012).
Menurut Odum (1971), cadangan fosfat terbesar terdapat pada batu karang atau endapan yang terbentuk pada zaman purbakala. Endapan akan hanyut atau mengalami erosi dan melepas fosfat ke dalam ekosistem laut.
8      TOM
Bahan organik dapat di jadikan cadangan makanann bagi organisme air. Muara sungai sangat kaya bahan organik dari partikel yang mengendap di air laut maupun air tawar ( Nybakten, 1988).
Zooplankton biasanya banyak di perairan yang kaya bahan organik karena baik bahan organik maupun bakteri yang terdapat di dalam pupuk organik adalah sebagai makanan zoooplankton (Jasin, 2008).


Hubungan Parameter Kualitas Air Terhadap Kelimpahan Plankton
a.    Suhu
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter suhu terhadap perairan kolam permanen didapatkan hasil pada pukul 13.00 WIB suhu perairan sebesar 27oC.
Nilai dari suhu suatu perairan yang baik untuk fitoplankton di perairan adalah 20-27°C Suhu dapat mempengaruhi plankton dalam perairan. Peningkatan suhu perairan sebesar 10oC menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi O2 dan juga menyebabkan dekomposisi baha organic oleh mikroba. Pada phylum chlorophyta, semakin tinggi suhu akan meningkatkan kelimpahan clhorophyta, karena plankton jenis ini memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis (Effendi, 2005).

b.    PH
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter pH terhadap perairan kolam permanen didapatkan hasil pada pukul 13.00 WIB pH perairan sebesar 8.
Derajat keasaman batas pH merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan produktivitas perairan, pH perairan umumnya antara 6,0-8,5, pH yang ideal untuk kehidupan fitoplankton di perairan berkisar antara 7,0 sampai 7,5. Apabila nilai pH 6,0 – 6,5 akan menyebabkan penurunan keanekaragaman (Effendi, 2003).

c.    Kecerahan
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter kecerahan terhadap perairan kolam permanen didapatkan hasil pada pukul 13.00 WIB, kecerahan perairan sebesar 62 Cm.
Kecerahanyang baik untuk perairan yaitu 24 – 25 cm, jika kurang dari 24 cm makan akana dapat diketahui terdapat fitoplankton yang menyebabkan perairan keruh (Herawati, 2003).

d.    DO (Dissolved Oxygen)
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter DO terhadap perairan kolam permanen didapatkan hasil pada pukul 13.00 WIB, DO perairan sebesar 10,021 mg/l. Nilai DO di perairan di dukung oleh adanya pepohonan di sekitar kolam dan adanya inlet, air mancur serta percikan air dari air mancur.
Menurut Effenndi (2003), kandungan oksigen terlarut (DO) berkisar 15 mg/l pada suhu 0°C dan 8 mg/l pada suhu 25°C.Kadar Do di perairan alami biasanya kurang dari 10 mg/l. Sumber DO dapat berasal dari difusi udara O2 dan aktifitas fitoplankton di perairan tersebut.

e.    CO2 (Karbondioksida)
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter CO2 terhadap perairan kolam permanen didapatkan hasil pada pukul 13.00 WIB CO2 sebesar 39,95 mg/l.
Perairan perikanan sebaiknya memiliki kadar CO2 < 5 mg/l. Pada air tanah kadar karbonat biasanya sekitar 10 mg/l karena sifat air tanah yang cenderung alkalis. Perairan yang memiliki kadar sodium tinggi mengandung karbonat sekitar 50 mg/l dan pada kondisi tersebut masih dapat di tolelir oleh organisme perairan (Effendi, 2003).

f.     Nitrat nitrogen
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter nitrat terhadap perairan kolam permanen didapatkan hasil nitrat pada pukul 13.00 WIB sebesar 0,554 mg/l.
Secara umum kandungan nitrat di perairanalami hampirtidak pernah lebih dari 0,1 mg/l. Kandungan nitrat lebih dari 5 mg/l menyebabkan terjadinya eutrofikasi perairan yang selanjutnya meningkatkan pertumbuhan algae (Effendi,2003).

g.    Orthofosfat
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter orthofosfat terhadpa perairan kolam permanen didapatkan hasil pada pukul 13.00 WIB sebesar 0,281 mg/l.
Menurut Effendi (2003), bila kadar fosfat pada air alam sangat rendah 0 – 0,02 mg/l , kesuburan sedang 0,021 – 0,05 mg/l, kesuburan tinggi 0,051 – 0,1 mg/l. Pembuangan limbah yang banyak mengandung fosfat kedalam badan air dapat menyebabkan pertumbuhan lumut dan mikroalga yang berlebih yang disebut eutrofikasi, sehingga air menjadi keruh dan berbau karena pembusukan lumut-lumut yang mati. Pada keadaan eutrop, tanaman dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau kolam pada malam hari atau bila tanaman tersebut mati dan dalam keadaan sedang mencerna dan pada siang hari pancaran sinar matahari keadaan air akan berkurang.

h.    TOM (Total Organic Matter)
Pada praktikum lapang Planktonologi materi pengukuran kualitas air untuk parameter TOM terhadap perairan kolam permanen didapatkan hasil pada pukul 13.00 WIB sebesar 32,8,64 mg/l.
Menurut Jasin (2008), TOM/Total Organic Matter/kandungan bahan organic dalam perairan terdiri atas campuran yang sangat kompleks terdiri dari berbaga hasil tahapan dekomposisi material tumbuhan, hewan, dan aktivitas mikrobial. Zooplankton banyak terdapat dalam perairan kaya bahan organik, karena bahan organik dan juta bakteri yang terdapat dalam pupuk merupakan sumber makanan bagi zooplankton.

Kelimpahan Plankton
Tingkat kesuburan Perairan
a.    Kelimpahan  Fitoplankton
Berdasarkan praktikum lapang plankton yang telah dilaksanakan diketahui tingkat kesuburan perairan berdasarkan fitoplankton dapat dikatakan baik, hal itu terbukti dari warna kolam yang kehijauan  yang menunjukan adanya fitoplankton sebagai sumber oksigen perairan yang digunakan untuk melakukan metabolisme, selain dapat dibuktikan dari warna juga dapat dilihat dari temuan dibawah mikroskop yang didominasi adanya fitoplankton jenis chlorophyta dan crysophyta yang akan menjadi sumber makanan bagi zooplankton.
Dalam suatu perairan fitoplankton berfungsi sebagai pengubah zat anorganik menjadi zat organik, yang merupakan sumber makanan bagi zooplankton dan ikan, sumber oksigen dan merupakan merupakan bagian dari daur ulang nutrien. Fitoplankton dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan, dimana perairan eutrof dapat ditandai dengan dominasi atau blooming spesies tertentu dari fitoplankton (Retnani, 2010).

b.    Kelimpahan  Zooplankton
Dari hasil praktikum yang ditindak lanjuti ke laboratorium untuk melihat kelimpahan plankton di bawah mikroskop tidak ditemukan adanya zooplankton pada perairan kolam (air tawar).
   Namun dalam hasil praktikum plankton ditinjau dari keberadaan zooplankton diperairan laut didapatkan keberadaan Arthropoda sebanyak 8 plankton dengan 2 spesies.
        Zooplankton adalah golongan zooplanktonm yang tidak memiliki klorofil dan pada umumnya bersifat nokturnal dan fototaksis negatif (Zahidin, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Afrianti,Diana,2001. Diktat Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya,Malang
Boyd, C.E. 1991. Water Quality Management Pond Fish Culture - Pengelolaan Kualitas Air di Kolam Ikan ( Diterjemahkan oleh Cholik, K.
Dussart,2010. Methods in Marine Zooplankton Ecologi, John Willey and Son. New York,271b
Effendi,2003. Telaah Kualitas Air : Bagi pengelolahan sumberdaya dan lingkungan Perikanan,Penerbit Kanslus,Medan
Hadi,2012. Metodologi: Research Jilid II. Fakultas Psikologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Hapsari,2010. Pengantar Planktonologi. Universitas Brawijaya. Malang
Herawati,2005. Pengantar Diktat Planktonologi. Universitas Indonesia Pres. Jakarta
Hottimah,Leny et.al,2007. Kelimpahan Plankton dan keragaman Jenis Plankton secara Stratifikasi di Perairan Keramba Jaring Apung,Waduk Ciara,Journal Ecologi. Vol 7.No 2:18-19
Indah, Najmi,2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schyzophyta Tallophyta,Byrophyta,Pteridophyta). Fakultas Mipa. Jurusan Biologi Institute Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI. Jember
Jasin,Maskoeri.2008. Ilmu alamiah dasar. Rajawali Pers. Jakarta
Newel. G.E.X Newwel, R.C. 1986 Marine Plankton a Proctical Gurde Nutchison dan CO. Publisher, Great Britain
Nontji,Anugrah. 2008. Plankton Laut. LIPI Press. Jakarta
Nybakken,, J.M.1988.Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis (diterjemahkan oleh H.M Eidmar, Koesoetiono, O,G Bengen,M.Hutomo dan D.Sukardjo).Jakarta: Gramedia
Odum, E.P. 1971, Fundamental oh ecologi 3rd edition. WB sounder Company,Toranto
Rahman, Akbar.2008.Studi Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Plankton di Perairan Muara Sungai Kelayan.
Reish,D,J.1978. Britte Worm (Annelida:Polychaeta) In Pollution Ecology of Estuarine Invertebrates.C.W.Hart;and Samuel L.H.F Leads.2.Academic.New York:Press.
Retnani, Amalia dwi.2001.Struktur Komunitas Plankton di Perairan Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Sachtan.1982.Planktologi.Semarang:FPIK Universitas Diponegoro
Salmin.2012. Derajat Keasaman (pH) dan Kadar Fosfat di Perairan Sungai Dadap dalam Kaitannya dengan Penelitian Foraminifera sebagai Bioindikator Pencemaran.Balit bang Oseanograi, Puslitbag Oseanografi.LIPI Press. Jakarta.
Sediadi,2005. Erlangga dan perubahanya dalam mempelajari plankton. Univeritas Brawijaya. Malang
Singgih,2010. Produktivitas perairan. Universitas Brawijaya. Malang
Sava.2006.Budidaya Perairan.Citra Adittya Bakti.Bandung
Sufron.2003.Erlangga dan Pembudidayaan.Universitas Brawijaya.malang
Sunarto,2008. Karakteristik biologi dan perairan plankton bagi ekosistem laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung
Timothy,2009. Metode penentuan TOC divisi umum. Seminar nasional vol 38. JLP
Trimaningsih,2005. Pengrtian tentang plankton dan system pengelompokanya tekhnisi Lithyaso bidang dinamika laut. Puslit oseanografi,LIPI. Jakarta
Zahidin,M. 2008. Kajian kualitas air di muara sungai Pekalongan ditinjau dari indeks keanekaragaman makrobenthos dan indeks saprobitas plankton. Program studi magister manajemen sumber daya perairan. Program sarjana universitas Dipoenegoro, semarang
Zaifbio,2009. Budidaya makanan buatan. Universitas brawijaya. Malang
Diposting oleh Toif Kafabi di 11.07
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Perikanan
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Label

  • #Ingsun
  • #Rindu
  • #RinduSemu
  • Beasiswa
  • Doa
  • Goresan Pena
  • Islam
  • Menjadi Istri Sholihah
  • Nashoihul 'Ibad
  • Ngaji
  • Perikanan
  • Pesan Sang Teladan
  • Sholawat
  • Syair Indah
  • Tips Dan Trik

Tweet

Tweet oleh @toif_kafabi

Entri Populer

  • Yaa Arhamarrohimin dan Artinya
    ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ فَرِّجْ عَلَى الْمُسْلِم...
  • Lirik Ya Syaikhona dan Artinya
    مع السلامة فی أمانه شيخنا الله رب ارحم مربی روحنا… يا ربنا     Selamat jalan semoga dalam keselamatan wahai guruku, Ya Allah Tuhan...
  • Beberapa Pondok Pesantren Untuk Mahasiswa di Kota Malang
    Mondok adalah salah satu kebutuhan wajib bagi generasi muda agar tidak terpengaruh dengan negatifnya pergaulan saat ini, terutama bagi para...
  • Lirik Huwannur dan Artinya (Suluk Huwannur)
    هُوَ النُّورُ Dialah Pelita Cahaya هُوَ النُّورُ يَهدِى الحَا ئِرِينَ ضِيَاؤُهُ وَفِى الحَشرِ ظِلُّ المُرسَلِينَ لِوَاؤُهُ Dialah N...
  • Qoshidah Burdah Bagian 2 Beserta Artinya
    َإِنّ أَمّارَتِ بِالسّـوءِ مَا اتّعَظَتْ        ۞      مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشّيْبِ وَالَهَرَمِ Sungguh hawa nafsuku tetap bebal tak...
  • 7 Macam Nafsu Manusia
    Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun- nafsi”. Tempat-tempat dimana nafsu in...
  • Yaa Robbana'Tarofna dan Artinya
    يَارَبَّنَااعْتَرَفْنَا يـَارَبَّنَـااعْتَرَفْنَـا             ۞       بــِأَنَّنَــااقْتَـــرَفْنَــا Ya Tuhan kami, kami mengakui...
  • Hukum Memakan Daging Kurban Bagi Yang Berqurban
    Qurban merupakan bagian dari sya­ri’at Islam dan sudah ada semenjak manusia ada, yakni ketika putra-putra Nabi Adam AS diperintahkan be...
  • Lirik Ya Syaikhona dan Artinya (Versi Riyadlul Jannah Malang, Rindu Maha Guru KH Abdurrokhim Syadzili)
    مع السلامة فی أمانه شيخنا الله رب ارحم مربی روحنا… يا ربنا    Selamat jalan semoga dalam keselamatan wahai guruku, Ya Allah Tuhanku,r...
  • Lirik Yaa Imamarrusli dan Artinya
    يَا إِمَامَ الرُّسْلِ Atau يارسول الله سلام عليك يارسول اللــــه سلام عليك      ۞ يارفيع الشان والدرج Wahai utusan Allah, semoga...
 

Statistik

Rekomendasi

  • Pondok Pesantren Lirboyo
    KH. Athoillah: Beratnya Sakaratul Maut
    8 jam yang lalu
  • Sarkub
    Doa Birrul Walidain | Orang Tua Yang Sudah Wafat
    1 minggu yang lalu
  • PPMH Gading
    Hello world!
    3 tahun yang lalu
  • NU
    Dorong Penanganan Covid-19, PT DMOB Berikan Bantuan 1000 Hydro Oxy Ke PCNU Banyuwangi
    4 tahun yang lalu
  • Sufi Road
    Hikam Ibnu athaillah : Amal Makrifat
    9 tahun yang lalu

Manfaat Lan Barokah

Toif Kafabi
Lihat profil lengkapku
 
 
© 2011 Jejak Sanubari | Designs by Web2feel & Fab Themes

Bloggerized by DheTemplate.com - Main Blogger