Salah Pemaknaan Hari
Kasih Sayang
Tanggal 14
Februari sering dikatakan sebagai “ Hari Kasih Sayang” oleh sebagian besar para
pemuda pemudi saat ini, atau biasa disebut hari valentine. Namun mirisnya
banyak sekali pemuda yang menyalah artikan makna “Hari Kasih Sayang” yang diisi
dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti nongkrong, minum minuman keras,
narkoba, hingga sex bebas.
Sungguh
memprihatinkan bagaimana generasi Indonesia yang kurang berpikir cerdas tentang
pemaknaan “Hari kasih Sayang”. Begitu murahnya mengorbankan masa depan demi
kesenangan sesaat. Salah satu tokoh yang menjadi sorotan media beberapa hari
kemarin yaitu Walikota Surabaya Bu Tri Rismaharini atau lebih akrab dipanggil
Bu Risma yang menghimbau para orang tua untuk memantau anaknya agar tidak merayakan
hari valentine dengan hal-hal negatif.
Foto:
5 pemimpin daerah yang menolak valentine
“Hari Kasih Sayang”
seharusnya dimaknai sebagai hari yang istimewa untuk meluapkan rasa kasih dan
sayang kepada orang-orang di sekitar kita. Orang tua, kerabat, teman, dan
saudara-saudara kita. Jika hanya menjual keperawanan secara gratis kepada
seseorang yang belum jelas masa depannya, mengorbankan masa depan dengan
minuman keras dan narkoba, itulah pemikiran pemuda pesimis yang tidak bisa
cerdas berpikir bagaimana memaknai Hari Kasih Sayang sebagaimana seharusnya.
Kini saatnya berpikir lebih cerdas, masa depan masih panjang, dan kita para
pemuda inilah yang akan melanjutkan para pemimpin-pemimpin teladan untuk
Indonesia lebih baik. Jangan kita korbankan masa depan kita hanya dalam satu
hari. Mari kita isi dengan hal-hal positif dan bermanfaat
#BerpikirCerdas
#ThinkingSmart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar